[Novel] GIRLS IN THE DARK

Gadis itu mati.
Ketua Klub Sastra, Shiraishi Itsumi, mati.
Di tangannya ada setangkai bunga lily.
Pembunuhan? Bunuh Diri?
Tidak ada yang tahu.
Satu dari enam gadis anggota Klub Sastra
digosipkan sebagai pembunuh gadis cantik berkarisma itu.
Kau ... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?
A little from Girls in the Dark's synopsis

Hello, guys! Apa kabar?

Bagaimana pembuka postinganku kali ini? Berbeda, 'kan?
Tak apalah, ya, berbeda sedikit, anggap saja mencari suasana baru ... 'key? ;)
Tak terasa blogku sudah memasuki postingan ketiga! Itu artinya dengan ini sudah ada 3 buah buku yang sudah ku-review juga share kepada kalian semua. Wow!
Kali ini aku akan membahas sebuah novel karya Akiyoshi Rikako yang kubeli pada tahun 2015 lalu. Jujur, walau sempat aku tunda membaca (baca: membuka plastik wrap) novel ini, tapi tetap aku santap hingga habis, kok!

Iya, iya ... Aku tahu kalau tiga postingan pertama berturut-turut membahas tentang novel mulu. Aku pun ingin berbagi jenis buku terjemahan Jepang yang lainnya juga, tapi ... aku sedang memilah judul buku apa yang akan kubahas nanti. Karena aku tergolong makhluk pengonsumsi banyak buku, jadi aku bingung sendiri mana yang lebih enak kuangkat duluan (eeaaa).
Aku pun juga merasa kalau postingan novelku ini semakin lama semakin menuju ke nuansa dark, padahal aku sama sekali tidak merencanakannya, lho ... ._.

Sampul depan Ankoku Joshi

Girls's in the Dark menjadi novel terjemahan Jepang pertama yang menarik minatku pada novel hasil terjemahan Jepang lainnya. Awalnya, aku hanya membaca novel terjemahan Inggris dan karya anak bangsa saja. Mungkin karena sudah tidak asing lagi dengan 2 jenis novel tersebut, jadi jika melihat novel yang nama pengarangnya keindonesiaan atau keinggrisan merasa aneh sendiri. Apalagi nama pengarang yang namanya kejepangan mengigatkanku pada nama pengarang komik Jepang yang tercantum di setiap sampul depan manga yang kubaca ._.

Jujur saja, novel terjemahan di luar konteks keinggrisan atau keindonesiaan yang kubaca pertama kali adalah novel Korea. Biasalah, karena pada saat itu Korean wave sedang melambung tinggi (sekarang juga masih) dan berhubung aku suka belajar berbagai macam bahasa, jadilah aku berminat untuk merasakan bagaimana rasanya membaca novel Korea (yah, walau hasil terjemahan juga, sih).
Setelah itulah, aku baru beranjak ke novel terjemahan Jepang dan novel Jepang pertama yang kubaca adalah Girls in the Dark. Aku memilih ini karena cukup banyak penikmat buku yang sudah membaca buku ini dan menyarankan untuk segera membacanya agar tidak menyesal (katanya).

Dan alhasil ... boom! Aku terlena dibawanya.
Inilah titik awal aku berpikiran positif akan karya literatur Jepang. Berlebihan? Memang. Tapi begitulah kenyataannya.

Sinopsis di belakang buku :D

Novel Girls in the Dark yang berjudul asli 暗黒女子 (Ankoku Joshi) ini diawali dengan pertemuan anggota Klub Sastra sekolah putri Santa Maria dalam acara yami-nabe (memasak dan memakan bersama tanpa tahu tiap anggota memasukkan apa ke dalam panci tersebut) dan disertai dengan pembacaan naskah setiap anggota untuk mengenang Itsumi, ketua Klub Sastra yang meninggal dunia.
Di sinilah keunikannya, novel ini berisikan tentang berbagai macam sudut pandang yang berbeda dari setiap anggota (yang juga merupakan sebuah alibi) Klub Sastra dan secara otomatis pula sudut pandang orang pertama berubah tergantung naskah siapa yang dibacakan. Ada 7 anggota Klub Sastra yang terdiri dari Sumikawa Sayuri (Ketua Klub), Nitani Mirei, Kominami Akane, Takaoka Shiyo, Koga Sonoko, Diana Detcheva (Murid Internasional), dan yang terakhir adalah Ketua Klub sebelumnya yang sudah tiada, Shiraishi Itsumi.

Membaca novel ini membuatku memutar otak untuk menyusun kronologi yang ada dari setiap (pengakuan) cerita para anggota dengan sudut pandang mereka masing-masing. Ditambah lagi waktu yang diceritakan tidak beraturan. Akiyoshi Rikako-sensei mengemasnya dengan sangat luar biasa. Setiap ada hint yang menurutku mengacu pada sebuah hipotesa "ah, jangan-jangan dia pelakunya" pun berhasil ditepak dan membuat hipotesaku memantul dari satu tempat ke tempat yang lain.
Di akhir cerita, ketika sudah mencapai konklusi pun aku dibuat terkejut dengan berbagai plot twist yang tercipta di sana.
Rasanya tuh kayak, "Eh, jadi dia pelakunya?! Berarti dugaan gue tadi benar, dong!"
Tapi karena saat membaca novel ini aku tidak terlalu berfokus pada pendugaan tokoh siapa tersangkanya, maka dengan mudahnya aku terombang-ambing ombak alur cerita yang sukses dibuat oleh seorang Akiyoshi Rikako :")

Sejujurnya di dalam novel ini ada beberapa hal yang tidak begitu disukai olehku, salah satunya adalah unsur (samar) suka sesama jenisnya. Yah ... mungkin karena mereka bersekolah di sekolah khusus putri, makanya bisa terjadi hal seperti itu. Masih bisa ditolerir karena aku bisa kembali fokus dengan mudah ke alur cerita.

Hasil terjemahan Girls in the Dark dari Penerbit Haru sendiri mudah diikuti, layaknya membaca novel terjemahan yang lainnya. Pecahan puzzle yang berceceran pun berhasil membuat diriku terkecoh dalam menyelesaikan rangkaian demi rangkaiannya. Hal ini juga membuatku teramat sangat tertarik dan berminat untuk membaca karya Akiyoshi Rikako yang lain! XD
Walau aku juga sempat merasa ada gaya bahasa yang aneh (aku lupa dibagian mana), tetapi overall semua dipanggang dengan hasil well-done! What a great job, Akiyoshi-sensei!! *tepuktangan*
Oh iya, buku Girls in the Dark yang sekarang telah di-repackaged dengan sebuah cerpen bonus dari Akiyoshi Rikako! Katanya, Penerbit Haru memintanya secara langsung untuk penggemar bukunya di Indonesia mengingat buku ini sudah dicetak ulang berulang-ulang kali saking lakunya, lho!!

Di penghujung postingan, seperti biasa, aku akan kasih tahu kalau buku ini kubeli kurang-lebih dengan harga Rp 52.000. Relatif lebih murah dibanding buku terbitan Haru sekarang ini.
Aku juga mau kasih info kalau tahun lalu novel ini sudah diadaptasi menjadi sebuah film live-action pada bulan April 2017.

Nggak begitu kelihatan misterinya , ya ....

Akhir kata,
Ciao~

Comments

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. wahh sepertinya menarik yahh! sampe memutar otak gitu abisnyaa.. :'D

    ReplyDelete
  3. Wahh.. Pinjem novelnya dong bell.. Seru ni kyknyaa.. Ada nama gw lg..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular Posts